Jumat, 09 Desember 2011


Christmas - Mary, Joseph, Jesus and Angels
Baby Jesus with Mary, Joseph and Angels
the sender writes:
Wishing you a very Merry Christmas to spend in perfect Peace and total Harmony with all the people you love and care the most.
postmarked in 2010 with three Italy stamps. (One is just like the blue envelope below, only it is green and for 0,20. Some of it is covered up so I couldn't scan it.)

Minggu, 09 Oktober 2011



Oval:
 













Gereja Kemah Injil Indonesia

Minggu, 09 Januari 2011

MENGISI HARI INI DENGAN ARIF, MEMBANGUN MASA DEPAN BERPENGHARAPAN

Sebab itu, perhatikanlah baik-baik cara hidupmu. Jangan hidup seperti orang-orang bodoh; hiduplah seperti orang-orang bijak. Gunakanlah sebaik-baiknya setiap kesempatan yang ada padamu” (Efesus 5:15-16a – BIS).

PENGANTAR

Masa depan di dalam TUHAN adalah “penuh harapan” yang sepenuhnya dijamin oleh janji kesejahteraan dari pada-Nya (Yeremia 29:11). Namun, bagaimana kita mengisinya, sehingga kesejahteraan, sukses dan kemakmuran hidup dapat kita tuai di tahun 2011 ini? Menemukan jawaban bagi pertanyaan ini, baiklah kita menyimak apa yang dikatakan Michael Landon yang mengatakan, “Walaupun kita memiliki banyak hari esok, tetapi kita hanya memiliki hari ini untuk digunakan.”[1] Apa artinya ini bagi kita, khususnya bagi mereka yang berhasrat mengisi kehidupannya dengan menikmati janji kesejahteraan dari TUHAN Allah? Bagaimana kita mengisi dan menikmati masa depan penuh harapan di dalam TUHAN ini? Marilah kita simak bersama!

1. MASA DEPAN PENUH HARAPAN HARUS DIISI HARI INI. Apa maknanya masa depan harus diisi hari ini? Ada alasan kuat mengapa masa depan harus diisi hari ini. Pertama, masa depan harus diisi hari ini karena masa depan adalah produk dari hari ini, sama seperti hari ini adalah produk dari hari kemarin. Kedua, masa depan harus diisi hari ini, karena isi masa depan ialah apa yang diisi hari ini. Ketiga, masa depan harus diisi hari ini, karena dengan mengisi masa depan hari ini, masa depan pasti memiliki isi yang selaras dengan apa yang diisi. Keempat, masa depan harus diisi hari ini karena dengan mengisi masa depan hari ini, masa depan akan datang dengan apa yang diisi hari ini. Kelima, masa depan yang terisi baik dan benar hari ini, akan memproduksikan produk masa depan yang benar, baik alias berkualitas pada hari esok. Firman Allah secara tegas mengatakan: “Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya” (Galatia 6:7).

2. MASA DEPAN PENUH HARAPAN HARUS DIKERJAKAN HARI INI. Masa depan harus dikerjakan hari ini, karena kita hanya dapat bekerja pada hari ini, dan bekerja hari inilah yang menentukan hasil kerja hari esok. Kalau hari ini kita menabur dengan mencucurkan ari mata, maka hari esok akan ada tuaian yang dilakukan dengan sorak sorai (Mazmur 126:5). Jika hari ini kita melakukan pekerjaan menabur dengan tindakan berkualitas, kita pasti akan menuai hasil dari tindakan berkualitas itu. Hal ini ditegaskan oleh Firman Allah yang mengatakan: “Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barang siapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu. Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah” (Galatia 6:8-9).

3. MASA DEPAN PENUH HARAPAN PASTI DITUAI BESOK. Anda tentu masih mengingat pernyataan: Anda tidak dapat mengharapkan sesuatu terjadi apabila Anda tidak melakukan apa-apa. Kebenaran ini menegaskan bahwa apabila Anda menabur (bekerja dan mengerjakan visi Anda) hari ini, Anda pasti akan menuai (hasil pasti) hari esok. Masa depan penuh harapan pasti akan dituai hari besok, adalah kebenaran yang menjelaskan bahwa “Apabila Anda menabur hari ini, Anda pasti akan menuai besok, dimana kualitas serta cara taburan yang Anda lakukan akan menghasilkan tuaian yang sama kualitasnya.” Kebenaran ini menjelaskan bahwa, hukum tabur tuai ini akan terjadi sepasti Firman Allah yang menegaskan: “Orang yang bejalan maju sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak sorai sambil membawa berkas-berkasnya” (Mazmur 126:6). Dengan demikian, Anda dapat memastikan bahwa masa depan penuh harapan adalah sesuatu kenyataan yang pasti terjadi, dan kenyataan ini ditentukan hari ini oleh Anda. Anda dapat memulai dengan sepenuhnya menyadari apa saja yang Anda tabur hari ini, akan Anda tuai besok. Jadi kalau Anda menanam lima stek ubi kayu hari ini (dengan mengerjakannya secara berkualitas), maka Anda dapat meramalkan bahwa Anda akan menuai setidaknya lima kilogram ubi kayu hari esok, yaitu enam bulan yang akan datang. Jadi dapat dikatakan juga bahwa prinsip tabur tuai ini terukur oleh tindakan yang Anda lakukan hari ini. Ingatlah apa yang dikatakan oleh Peter F. Drucker yang mengatakan, “Jalan terbaik untuk meramal masa depan ialah dengan menciptakannya.” Karena itu, Anda dapat memastikan bahwa masa depan penuh harapan itu dapat terlaksana, sepasti Anda melakukannya sekarang, yang dilakukan dengan segenap hati berbekal ketekunan tinggi dan kerja cerdas. Anda pasti menuai hasil yang menakjubkan hari besok sepasti Anda menabur secara berkualitas pada hari ini.

REFLEKSI:

Telah dikatakan sebelumnya bahwa secara umum dapat dikatakan bahwa setiap orang memang tidak dapat memastikan masa depannya, namun, ada jaminan bagi orang yang percaya kepada TUHAN Allah, bahwa IA-lah yang telah menetapkan masa depan bagi umat-Nya, menjamin pemenuhannya dalam kehidupan mereka hari ini dan di masa yang akan datang. Karena itu, Anda diminta untuk merenungkan prinsip abadi tentang tabur tuai sebagai perikut:

  • Pertama, “Apabila Anda mengisi masa depan pada hari ini dengan sikap, kata dan tindakan apa saja, maka masa depan akan terbukti sepasti kata, sikap dan tindakan Anda pada hari ini.”
  • Kedua, “Apabila Anda mengerjakan masa depan Anda hari ini dengan melakukan tindakan apa saja, dengan menggunakan cara apa saja dan kualitas apa saja, Anda akan menuai apa saja yang telah Anda tabur pada hari ini di masa depan, sesuai cara yang Anda gunakan dan kualitas yang Anda terapkan sekarang ini.”
  • Ketiga, “Anda pasti memasuki masa depan penuh harapan dengan tuaian yang pasti pada hari esok, sepasti Anda menciptakannya pada hari ini.” Alasan kokoh untuk kebenaran ini ialah, karena Anda telah melakukan apa yang Anda inginkan berlandaskan visi kepemimpinan yang memberi tujuan yang jelas, maka Anda pasti menuai hasilnya pada hari besok. Ingatlah ini, “Apabila Anda menjadi yang terbaik dari diri Anda, dan Anda melalukan yang terbaik hari ini dengan mengerjakan hal terbaik dari seluruh potensi Anda, maka Anda akan menuai yang terbaik pada hari esok, dimana hari esok menjadi penuh harapan bagi Anda.

Selamat menjalani “Tahun Pengharapan 2011” di dalam TUHAN Allah kita. Salam dan sukses di Tahun Baru 2011. TUHAN Yesus memberkati.

Salam doa,

Dr. Yakob Tomatala

Suara Kenabian Presiden Gereja Baptis Papua
Turwen Weko
| 30 August 2010 | 11:03
Total Read
139
Total Comment
0
1 dari 1 Kompasianer menilai Bermanfaat.

SOCRATEZ SOFYAN YOMAN DAN SUARA PIMPINAN GEREJA DI PAPUA

TERANCAM DIBELENGGU

“Gereja dan Pemimpin Gereja Sebagai alat kontrol

Pemerintah suara mereka sebaiknya tidak harus di belenggu”.

Pada Tahun 2009 yang lalu Socratez Sofyan Yoman Presiden Gereja Baptis Papua diberikan gelar kehormatan oleh Masyarakat Lani di Wamena dengan gelar “Dumma atau Silo”. Dumma atau Silo adalah suatu gelar kehormatan tertinggi di dalam adat orang Lani. Penghargaan yang diterimanya itu adalah penghargaan yang tidak sembarang, ia diberikan oleh karena ia dinilai oleh para tetua adat karena keberpihakan yang jelas, konsistensi terhadap perjuangan keadilan, martabat manusia, kesamaan derajat melalui buku-buku, media, seminar-seminar di dalam dan luar negeri. Karena itu hingga saat ini Socratez Sofyan Yoman Ketua Umum Badan Pelayan Pusat Gereja-Gereja Baptis Papua menggunakan nama depan dengan kata “Dumma”.

Dumma sekelas dengan kata “Mahatma” yang diberikan kepada Mohandas Karamchand Gandhi . Pemimpin spritual dan pejuang rakyat sipil dengan konteks perjuangan nir-kekerasan (non violence) atas dua ajarannya yang terkenal yaitu Satyagraha dan aimsa. Lebih lanjut tokoh ini dikenal dengan nama Mahatma Gandhi di India. Ajaran perlawanan tanpa kekerasan hingga saat ini mendunia dan banyak Universitas di Dunia sekarang membuka program studi tentang JUSTICE AND PEACE atau Perdamaian dan Resolusi Konflik. Penghargaan adat yang lain juga seperti di Afrika Selatan diberikan kepada Nelson Mandela dengan sebutan “Madibba” atas ketokohan dan perjuangannya melawan aparteid di negara itu.

Jadi Dumma artinya pelindung, pengayom, pemberi kenyamanan, pemberi petunjuk, pemberi makan, kepada masyarakat atau dalam bahasa gereja umat yang merasa tertindas, dianiaya, dibunuh, diperlakukan tidak adil oleh siapaun, dengan cara apapun, dengan stigma apapun. Nilai manusia penting karena itu seorang Dumma harus menjadi penolong, dan melindunginya dari setiap tindakan yang berusaha membunuh, membinasakan seorang manusia dari muka bumi.

Dumma Socratez Sofyan Yoman, President Gereja Baptis Papua sejak menjadi Sekretaris Umum Badan Pelayan Pusat Persekutuan Gereja-Gereja Baptis Papua (BPP-PGBP) terus berbicara dengan keras menyuarakan suara kenabian dan menentang dengan keras seluruh kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat khususnya di Papua, termasuk stigmatisasi rakyat Papua oleh Militer Indonesia seperti Separatis, Makar, OPM, GPL,GPK, dan stigma lain yang tidak manusiawi, tidak bermartabat, tidak elegant, dan tidak beretika kepada rakyat Papua yang dianggap melanggar hukum-hukum di Indonesia yang berlaku atas Papua.

Dumma sering mengatakan sepanjang hak-hak dasar orang Papua dibelenggu, diancam, difitnah, diteror, dibunuh, dinodai, dihina, diludai maka sepanjang itupulah dia akan tetap berbicara secara konsisten menyuarakan suara kenabian dengan seluruh kapasitas, kewenangan yang dimandatkan Tuhan melalui umatNya.

Pernyataan lain yang juga sering dikatakan Dumma adalah muncong senjata tidak bisa menjelesaikan masalah Papua tetapi muncong mulut dapat menyelesaian masalah Papua sesulit apapun secara bermartabat, manusiawi, dan simpatik. Salah satu pemikirannya adalah ide tentang dialog. Menurutnya dialog adalah jalan terbaik, jalan bermartabat, jalan manusiawi, jalan yang sangat simpatik dan elegan dan win-win solution untuk menyelesaikan seluruh persoalan Papua. Karena itu untuk menyelesaikan masalah Papua harus duduk bersama dan bicara melalui jalan dialog Pemerintah Indonesia di satu sisi dan Rakyat Papua disisi lain melalui wakil-wakilnya. Hapir setiap buku yang ditulis Dumma, terus menawarkan ide dialog ini. Dialogdimungkinkan untuk dilakukan saat ini di Papua karena melihat sejumlah persoalan yang tidak pernah terselesaikan ujung pangkalnya.

Dr.Neles Tebay mengatakan dialog perlu dilakukan ketika semua alat atau cara-cara penyelesaian masalah tidak mampu menyelesaikan masalah. Maka dialog adalah solusinya dalam bukunya Dialog Jakarta Papua.

Dumma juga mengatakan bahwa gereja harus menjadi benteng terakhir perlawanan umat Tuhan di Papua. Gereja tidak boleh berkeok-keok di mimbar-mimbar gereja saja, tetapi gereja harus berbicara suara kenabian, mengatakan yang benar kepada siapa saja yang melanggar hak-hak dasar umat manusia. Gereja tidak boleh diam, gereja tidak boleh tutup mulut, gereja tidak boleh berdansa-dansa di dalam tetesan darah dan air mata umat Tuhan yang tertindas, teraniaya, terbelenggu oleh kekuatan-kekuatan yang memenjarahkan mereka di atas tanah leluhur mereka.


Dr. Benny Giay mengatakan ketika serah terima jabatan dari Ketua Sinode Kingmi yang lama Manusia tidak boleh dibunuh, dihina, diperlakukan tidak adil oleh siapapun, atas nama apapun.kepada dirinya, Ia mengatakan bahwa gereja harus bersatu, tinggalkan perbedaan doktrin, keyakinan dan bersatu membelah umat Tuhan yang tertindas.

Karena itu, sejak reformasi bergulir di Indonesia dari 1997 sampai sekarang, termasuk di Papua. Bersama pemimpin gereja yang lain gereja Baptis terus melakukan prokteksi dan perlawanan terhadap pihak-pihak yang mengganggu, merorong kedaulatan rakyat dengan cara apapun, dengan stikma apapun, dalam berbagai kesempatan dan forum di tingkat lokal, nasional dan Internasional President Baptis Papua terus menyuarakan suara kenabian agar persoalan Papua harus diselesaikan secara bermarbat dengan cara-cara dialogis bukan dengan moncong senjata.

Karena suara gereja yang lantang itu gereja Baptis sejak 2006 sudah diobok-obok , diteror, diintimidasi oleh kelompok-kelompok yang tidak bertanggungjawab. Dan sampai pemimpin gereja dilingkungan gereja Baptis dihasut. Perbedaan pendapat dialam demokrasi dan yang dianut gereja baptis dilihat oleh kelompok tertentu sebagai pintu masuk dalam upaya menghancurkan gereja Tuhan ini di Papua. Kasus 27 July 2007 di Gereja Baptis BTN Kotaraja dan 19 Maret 2010 adalah bukti dari kondisi yang diciptakan itu. Sementara keadaan ini menyebabkan umat Tuhan bentrok dan pelaku pengkondisian keadaan umat itu tertawa menonton kedua kubuh yang sedang bertikai diantara mereka. Konflik ini diciptakan dan berharap dengan kondisi seperti itu membuat atau mencoreng nama baik pemimpin gereja. Dan hingga kini kondisi ini masih terus dipelihara. Gereja yang menyuarakan suara kenabian di Papua terus mengalami kondisi yang tidak jauh berbeda dengan apa yang dialami oleh Gereja Baptis Papua saat ini.

Target utamanya adalah berusaha menggulingkan pemimpin-pemimpin gereja yang bersuara lantang, agar mereka tidak lagi bersuara ketika mereka tidak dipercaya umat. Upaya terror ini tidak hanya terjadi pada gereja. Pada tahun 1980-an misalnya untuk membunuh Arnold Ap isu yang dikembangkan waktu itu adalah isu perempuan bernama Wati yang haus darah, karena itu masyarakat diminta jangan keluar rumah. Tidak lama kemudian rakyat Papua disuguhkan dengan kematian tokoh antropolog Papua Arnlod Ap. Kasus pembunuhan Theys Hiyo Eluay tahun 2001, sebelumnya isu yang dikembangkan adalah isu drakula yang berseliweran di Kota Jayapura. Tidak lama kemudian rakyat dikagetkan dengan pembunuhan pemimpin besar bangsa Papua itu.

Kasus di Timika, untuk membunuh Kelly Kuwalik, sebelumnya Timika terus terjadi Geyolak, geyojalak itu disinnyalir dilakukan oleh OPM atau juga OTK (orang tak dikenal) salah satu pelakunya dianggap Kelly Kwalik tetapi setelah Kelly Kwalik dibunuh tidak lama Timika masih terjadi lagi beberapa kali geyolak. Kasus di Pucak Jaya target utamanya adalah mencari Goliat Tabuni atau Pemimpin OPM lainnya di wilayah itu tetapi mengapa korban terus terjadi pada rakyat sipil yang tidak berdosa? Apakah mereka menjadi umpan? Menjastifikasi kehadiran militer di wilayah itu maka rakyat sipil harus dikorbankan? Kita lihat aksi-aksi ke depan sebenarnya siap dibalik semua kasus di wilayah itu? Sementara kepolisian masih mengadai-andai sampai saat ini? Siapa sebenarnya pelaku di wilayah itu! Melihat kondisi seperti itu, Markus Haluk mengatakan persoalan Puncak Jaya tidak bisa di lihat sebagai persoalan kriminal biasa tetapi harus di lihat dari seluruh bagian persoalan yang terjadi di Papua. Karena itu upaya penyelesaian seluruh persoalan di Papua harus dilakukan secara menyeluruh jangan secara parsial.

Kembali kepada Dumma, baru-baru ini Presiden Baptis Papua dipanggil oleh Polda Papua bahkan diancam dipanggil paksa dengan nomor polisi: B/792/VIII/2010 tertanggal 7 Agustus2010. Dengan statemen Dumma pada media Bintang Papua tertanggal 5 Agustus 2010. Pernyataannya dinilai menyudutkan TNI/POLRI. Namun fakta sejarah, pengalaman setiap kasus yang terjadi Papua dan bukti-bukti yang ada dan juga sebagai kontrol terhadap Institusi TNI/POLRI yang bertugas melindungi seluruh rakyat Indonesia termasuk rakyat Papua, dinilainya masih lamban, karena konflik di wilayah itu terjadi sejak 2004, kondisi inilah yang sebenarnya memicu komentar pedas yang disampaik pemimpin gereja yang vokal ini kepada TNI/POLRI.

Sikap Polda Papua ini, mendapat respon dari Gustaf Kawer Praktisi Hukum dan Pemerhati Masalah-Masalah hukum di Papua bahwa “…Polda Papua terlalu reaktif terhadap pernyataan Duma Sokrates Sofyan Yoman serta terkesan proses hukumnya prematur dalam melakukan pemanggilan terhadap yang bersangkutan. “Pemanggilan Polda itu kalau mau dilihat terlalu reaktif dan proses hukumnya juga akan sangat prematur,” ungkapnya …Praktisi hukum ini mengatakan, Polisi sebagai lembaga pengayom masyarakat harus bisa menerima kritikan dengan besar hati, apalagi kritikan yang dilayangkan kepada polisi tersebut merupakan satu bentuk kepercayaan masyarakat kepada polisi. “Polisi jangan alergi untuk dikritik, apa yang dikatakan pak Yoman itu karena dia prihatin dengan umat di sana, kita semua tahu kalau bahwa penembakan di Puncak ini sudah terjadi lama, banyak pasukan di sana, inikan jadi pertanyaan,” terangnya. Kawer mengatakan juga bahwa, seharusnya Polisi menggunakan hak jawab lewat media, bukan malah mengirim surat pemanggilan terhadap masyarakat yang mengkritisi kinerja Polisi, pasalnya kritikan Duma Sokrates Sofyan Yoman tersebut dilakukan lewat media. “Pak Yoman tidak melakukan kejahatan, jadi Polisi tidak perlu lakukan pemanggilan, dia kan bicara lewat media, maka polisi juga punya hak untuk menjawab lewat media,” sarannya. Nah, kalau Polisi sudah bertindak seperti ini, ragu Kawer, maka semua kritikan dari masyarakat yang sebenarnya merupakan hal yang lumrah dalam era demokrasi ini bisa dianggap sebagai sesuatu yang melanggar hukum, dan siapa saja bisa dipanggil oleh Polisi.“Kalau beginikan repot, karena polisi tidak mau dirinya di kritik,”

Kondisi ini menunjukan setiap pemimpin gereja yang menyuarakan suara kenabian sebagai bentuk atau upaya kontrol terhadap seluruh kebijakan pemerintah dan TNI/POLRI di Papua terancam dibelenggu. Menurut pengamatan kami adalah merupakan upaya terror tetapi juga menjadi target untuk mengganggu kinerja pemimpin gereja di Papua. Seharusnya di dalam alam demokrasi seperti dewasa ini pemanggilan seperti ini sudah tidak relavan lagi. Praktisi hukum Gustav Kawar mengatakan pemanggilan terhadap Yoman adalah premature, karena Yoman bukan criminal atau orang yang menjadi target operasi karena beliau mengatakan komentarnya kepada media, maka seharusnya kaunter Polda Papua seharusnya juga melalui media bukan melalui surat pemanggilan seperti itu. Kalau setiap anak bangsa melakukan komentar dimedia, lalu semua dipanggil melalui surat dari Polda seperti ini maka kita sedang menghambat fungsi kontrol masyarakat terhadap institusi TNI/POLRI atau Pemerintah, karena itu kondisi ini menunjukan bahwa professionalisme penegak hukum di Papua patut dipertanyakan.

Satu pemimpin gereja terancam, diteror, maka semua pemimpin gereja juga terancam, ruang suara kenabian, ruang demokrasi di daerah sedang dibelenggu, gereja berusaha dibungkam dengan cara-cara seperti ini. Pemimpin gereja saja sudah diancam, diteror, apalagi rakyat biasa. SMS teror kepada Dr.Neles Tebay misalnya juga diterimanya dengan isu-isu miring tentang kondisi pemimpin-pemimpin Papua, atau ancaman terhadap dirinya hal ini dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak mau pemimpin gereja menegahkan kebenaran dan keadilan sesuai dengan tugas dan panggilan gereja.

Berdasarkan teori human need kondisi ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan Papua dalam kondisi yang sangat tidak aman buat setiap person baik orang asli Papua ataupun non Papua. Di lihat dari teori ruang public, kondisi/iklim yang diciptakan di Papua menunjukan public sphere rakyat Papua dan pemimpin-pemimpin Papua ruang gerak mereka dipersempit. Mengacu dengan dua teori tersebut maka kondisi di Papua perlu penanganan serius terhadap ancaman kemanusiaan. Dengan kata lain Papua harus mendapat perhatian serius oleh semua pihak, baik masyarakat Internasional, masyarakat nasional maupun masyarakat Papua, perlu ada kontral secara kontinyu setiap detik tentang apa yang terjadi di Papua saat ini. Sekian.

Penulis, Staf Pada Badan Pelayan Pusat Persekurtuan Gereja-Gereja Baptis Papua

Oleh:Pares Wenda


Rabu, 08 Desember 2010


Knowing God Personally

What does it take to begin a relationship with God? Wait for lightning to strike? Devote yourself to unselfish religious deeds? Become a better person so that God will accept you? NONE of these. God has made it very clear in the Bible how we can know Him. This will explain how you can personally begin a relationship with God, right now...


Principle One: God loves you and offers a wonderful plan for your life.

God created you. Not only that, he loves you so much that he wants you to know him now and spend eternity with him. Jesus said, "For God so loved the world that he gave his only Son so that everyone who believes in him will not perish but have eternal life."1

Jesus came so that each of us could know and understand God in a personal way. Jesus alone can bring meaning and purpose to life.

What keeps us from knowing God? ...

Principle Two: All of us sin and our sin has separated us from God.

We sense that separation, that distance from God because of our sin. The Bible tells us that "All of us like sheep have gone astray; each of us has turned to his own way."2

Deep down, our attitude may be one of active rebellion or passive indifference toward God and his ways, but it's all evidence of what the Bible calls sin.

The result of sin in our lives is death -- spiritual separation from God.3 Although we may try to get close to God through our own effort, we inevitably fail.

This diagram shows the great gap that exists between us and God. The arrows illustrate how we might try to reach God through our own efforts. We may try to do good things in life, or earn God's acceptance through a good life or a moral philosophy. But our good efforts are insufficient to cover up our sin.

How can we bridge this gulf?...

Principle Three: Jesus Christ is God's only provision for our sin. Through him we can know and experience God's love and plan for our life.

We deserve to pay for our own sin. The problem is, the payment is death. So that we would not have to die separated from God, out of his love for us, Jesus Christ died in our place. On the cross, Jesus took all of our sin on himself and completely, fully paid for it. "For Christ also died for sins...the just for the unjust, so that he might bring us to God."4 "...he saved us, not because of righteous things we had done, but because of his mercy."5 Because of Jesus' death on the cross, our sin doesn't have to separate us from God any longer.

"For God so loved the world that he gave his only Son, so that everyone who believes in him will not perish but have eternal life."6

Jesus not only died for our sin, he rose from the dead.7 When he did, he proved beyond doubt that he can rightfully promise eternal life -- that he is the Son of God and the only means by which we can know God. That is why Jesus said, "I am the way, the truth and the life; no one can come to the Father except through me."8

Instead of trying harder to reach God, he tells us how we can begin a relationship with him right now. Jesus says, "Come to me." "If anyone thirsts, let him come to me and drink. Whoever believes in me... out of his heart will flow rivers of living water."9 It was Jesus' love for us that caused him to endure the cross. And he now invites us to come to him, that we might begin a personal relationship with God.

Just knowing what Jesus has done for us and what he is offering us is not enough. To have a relationship with God, we need to welcome him into our life...

Principle Four: We must individually accept Jesus Christ as Savior and Lord.

The Bible says, "Yet to all who received him, to those who believed in his name, he gave the right to become children of God."10

We accept Jesus by faith. The Bible says, "God saved you by his special favour when you believed. And you can't take credit for this; it is a gift from God. Salvation is not a reward for the good things we have done, so none of us can boast about it."11

Accepting Jesus means believing that Jesus is the Son of God, who he claimed to be, then inviting him to guide and direct our lives.12 Jesus said, "I came that you might have life, and have it more abundantly."13

And here is Jesus' invitation. He said, "I'm standing at the door and I'm knocking. If anyone hears my voice and opens the door, I will come in."14

How will you respond to God's invitation?

Consider these two circles:


Self-Directed Life

Self is on the throne

Jesus is outside the life

Decisions and actions are solely directed by self, often resulting in frustration



Christ-Directed Life

Jesus is in the life and on the throne

Self is yielding to Jesus

The person sees Jesus' influence and direction in their life


Which circle best represents your life?

Which circle would you like to have represent your life?

Begin a relationship with Jesus...

You can receive Christ right now. Remember that Jesus says, "I'm standing at the door and I'm knocking. If anyone hears my voice and opens the door, I will come in."15 Would you like to respond to his invitation? Here's how.

The precise words you use to commit yourself to God are not important. He knows the intentions of your heart. If you are unsure of what to pray, this might help you put it into words:

"Jesus, I want to know you. I want you to come into my life. Thank you for dying on the cross for my sin so that I could be fully accepted by you. Only you can give me the power to change and become the person you created me to be. Thank you for forgiving me and giving me eternal life with God. I give my life to you. Please do with it as you wish. Amen."

If you sincerely asked Jesus into your life just now, then he has come into your life as he promised. You have begun a personal relationship with God.

What follows is a lifelong journey of change and growth as you get to know God better through Bible reading, prayer and interaction with other Christians.

Minggu, 05 Desember 2010

KUNJUNGAN PASTORAL KETUA SINODE KINGMI, DISAMBUT MERIA UMAT



Jemaat Kingmi Tanah Merah Jayapura Merasa Bangga dan Terharu, Serta Merasa Dihargai Karena Dikunjungi dan didatangi Ketua Sinode Mereka

Jayapura-kujungan pastoral yang dilakukan ketua sinode Kingmi Papua (Bpk. Pdt. Dr. Benny Giay) kemarin, rabu, 4 agustus 2010 pukul 15.30-16.00, mendapat apresiasi dari jemaat. Jemaat merasa bangga dan senang karena tempat mereka, walau jauh namun dikunjungi ketua sinode.

Dalam doa dan ceramah yang dilakukan, ketua sinode hanya mensarankan kepada jemaatnya agar mengembalikan jati dirinya sebagai orang papua dulu, di masa Indonesia belum masuk ke papua. Dikatakannya bahwa, dulu orang papua adalah orang pekerja, orang yang memiliki tanah, kebun, ternak dan lainnya. Dengan kekuatan itu, orang papua mampu dan dapat bertahan hidup. Namun kini, dengan masuknya Indonesia, maka semua dihancurkan. Dalam kondisi semua sedang dihancurkan ini, kemudian ketua sinode berpesan agar umat tetap mempertahankan kebiasaan lama agar tidak mudah mati karena kelaparan, tidak mudah dibayar karena kelaparan, dan tidak mudah tanah dan segala miliknya diambil oleh orang luar yang sedang berupaya memarjinalisasikan orang papua.

Dalam pertemuan yang cukup lama itu, ketua sinode pun berpesan agar anak-anak dijaga dan dirawat baik, agar mereka bisa disekolahkan di sekolah yang bermutu dan menjadi anak-anak yang pintar agar bisa membangun negeri Papua ini.

Selain itu, ketua sinode pun berpesan agar umat selalu saling jaga-menjaga karena orang papua sudah sedikit dan mau dipunahkan. Dalam ceramah yang disampaikan ketua sinode itu, umat pun merasa terharu dan bangga karena diberi pemahaman yang baik tentang betapa penting kesatuan orang papua untuk menyelamatkan orang papua yang kini hanya tinggal sisah.

Dengan tegas, ketua sinode berkata, kami sinode dan pendeta-pendeta hadir untuk menyuarahkan setiap umat TUHAN yang dibantai dan dibunuh. Kalau umat TUHAN diintimidasi, maka sinode hadir untuk itu, untuk membela umat TUHAN yang diintimidasi itu. Dan sinode harus mampu memperjuangankan hak hidup umatnya. Setiap sinode harus mampu menjamin hak hidup umatnya, agar tidak ada setan-setan yang membunuh dan membantai umat TUHAN. jika ada yang membantai dan membunuh umat TUHAN, maka itu iblis.

Diskusi yang menarik itu kemudian melahirkan pemahaman yang baik bersama rakyat umat tanah merah. Dan terakhir, ketua sinode pun berkata, hanya umat TUHAN kalau sudah bersatu dan saling baku jaga, maka perubahan dan keselamatan itu akan terjadi.

Minggu, 21 November 2010

Papua Post 11:28 am di Agustus 13, 2010 Permalink | Masuk log untuk meninggalkan sebuah Komentar
Label: , features,

Polda Diminta Stop Panggil Sokrates

Gereja di Tanah Papua Serukan Dialog Nasional

Benny GiayJAYAPURA—Pemanggilan Pdt Duma Sokrates Sofyan Yoman Oleh Polda Papua, terkait pernyataan tentang berlarut-larutnya penyelesaian konflik di Puncak Jaya yang dinilai memojokkan TNI/Polri, menyulut keprihatinan Gereja. Sebagai bentuk keprihatinan itu, gereja akhirnya menyerukan dialog nasional menjadi pilihan satu-satunya penyelesaian konflik berkepanjangan tersebut.

Pernyataan gereja ini menyusul keresahan serta keprihatian gereja-ger eja di Tanah Papua terhadap kondisi umat dan masyarakat di Kabupaten Puncak Jaya serta Tanah Papua secara keseluruhan.

Rapat yang dihadiri peting­gi Gereja di Tanah Papua yakni Ketua Sinode GKI di Tanah Papua Pdt Jemima J Mirino-Krey Sth, Ketua Sinode Gereja Injili di Indonesia Pdt Lipius Biniluk STh, Ketua Sinode Kingmi di Tanah Papua Pdt DR Benny Giay, Persekutuan Gereja-Gejera Baptis di Tanah Papua Pdt Andreas Kogoya SMth, dan Keuskupan Jayapura Leo Laba Lajar OFM, di Kantor Sinode GKI di Tanah Papua di Jayapura, Kamis (12/8) kemarin.

Berhasil merumuskan pernyataan-pernyataan moral serta keprihatinan gereja-gereja di Tanah Papua terha­dap kasus-kasus di Tanah Papua serta Kabupaten Puncak Jaya secara khusus. Petinggi gereja di Tanah Papua menyerukan untuk segera dilakukan dialog nasional dalam rangka mencari solusi penyelesaian masalah-masalah di Tanah Papua secara adil, bermartabat dan manusiawi yang dimediasi pihak ketiga yang lebih netral. Gereja-gereja di Tanah Papua akan tetap konsisten dan teguh dalam memperjuangkan hak-hak umat Tuhan sesuai injil Yesus Kristus.

Gereja juga menyerukan kepada Gubernur Provinsi Papua, para pemimpin gereja dan agama di seluruh Tanah Papua, Dewan Adat Papua, Majelis Rakyat Papua (MRP), DPR Papua, Pangdam XVII Cenderawasih, Kapolda Papua untuk berdialog dan dialog ini difasilitasi oleh pihak gereja.
Tanpa melupakan pemanggilan Polda Papua terhadap salah satu pemimpin gereja, maka gereja pun meminta kepada Kapolda Papua untuk segera menghentikan pemanggilan terhadap Ketua Umum Badan Pelayanan Pusat Gereja-Gereja Baptis Papua atas nama Pendeta Duma Sokratez Sofyan Yoman.

Khusus untuk masyarakat di Kabupaten Puncak Jaya dan Tanah Papua secara umum, gereja memohon agar tetap tenang dalam menghadapi tragedi menyedihkan yang masih terus berlangsung di Tanah Papua hingga saat ini.

DPRP dan MRP juga diminta untuk membuka mata dan telinga terkait rentetan persitiwa penembakan di Kabupaten Puncak Jaya dengan segera memanggil Gubernur Provinsi Papua selaku penguasa sipil di Papua, Kapolda Papua dan Pangdam XVII Cenderawasih pejabat negata yang bertanggungjawab akan keamanan wilayah di Tanah Papua untuk memberikan kejelasan terkait sejumlah kasus kekerasan yang terjadi di Kabupaten Puncak Jaya selama ini.

Lebih khusus kepada Kapolda Papua, Gereja mengharapkan, pengungkapan terhadap para pelaku teror penembakan di wilayah tersebut segera diungkapkan kepada publik.

Dan kepada Komisi Hak Asasi Nasional (KOMNAS HAM) dan KOMNAS HAM Perwakilan Papua untuk segera membentuk Tim Independent dalam rangka mencari pelaku dibalik seluruh kekerasan yang terjadi di Puncak Jaya untuk memperoleh data dan fakta yang akurat demi penegakan hkum, keadilan dan kebenaran.

Dalam berbagai persoalan dan realita kekerasan terhadap masyarakat asli Papua di seluruh Tanah Papua, gereja-gereja di Tanah Papua terus mendoakan Pemerintah, TNI da POLRI agar dikuatkan dan diberi hikmat oleh Tuhan Allah untuk menghadirkan keamanan yang sepenuhnya bagi masyarakat di Papua dalam takut akan Tuhan dan mengasihi sesama manusia. (hen)

Papua Post 1:08 pm di Agustus 10, 2010 Permalink | Masuk log untuk meninggalkan sebuah Komentar
Label: features, ,

Pangdam Nilai Pernyataan Sokrates, Fitnah

Hotma Marbun: Kalau Ada Bukti, Tunjukkan ke Saya

Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Hotma Marbun saat diwawancarai wartawan, di Makodam, kemarin.JAYAPURA—Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Hotma Marbun dengan tegas membantah adanya tudingan bahwa serangkaian aksi penembakan di Kabupaten Puncak Ja­ya, dijadikan proyek atau lahan bisnis TNI/Polri . Dikatakan, jika ada pihak yang punya penilain miring bahwa TNI/Polri melakukan pembiaran konflik di Puncak Jaya , maka itu adalah fitnah terhadap institusi TNI/Polri. “Tak ada. Itu isu yang tak benar. Kalau ada isu bahwa itu yang dibuat TNI/Polri itu bohong dan membuat itu fitna sama TNI/Polri. Ngak mungkinlah. Saya nggak maulah bekerja capek. Maunya prajurit saya itu tidur semua setelah kerja yang bagus dan tenang. Ngapain kita buat buat seperti itu,” tukas Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Hotma Marbun saat acara Coffee Morning Pangdam XVII/ Cenderawasih dengan Insan Pers Se-Papua di Aula Tonny A Rompis, Jayapura, Selasa (10/8) pagi. Pernyataan ini sekaligus membantah pernyataan Ketua Badan Pelayanan Pusat Persekutuan Gereja Gereja Baptis Papua Duma Sokrates Sofyan Yoman, sebelumnya.

Menurut Pangdam, pihak yang membuat statement beberapa waktu lalu telah dipanggil pihak Polda Papua, tapi ia menolaknya. “Saya telah koordinasi dengan Kapolda. Nanti Polda yang bertindak, karena itu kan pelanggaran yang dilakukannya,” tuturnya. “Apabila ia berkali kali menolak panggilan polisi ya nanti dijemput paksa. “

Ketika wartawan mengatakan bahwa yang bersangkutan bukan asal menuduh, tapi justru mengaku memiliki data akuran terkait proyek atau bisnis yang melibatkan TNI di Puncak Jaya, menurutnya, apabila pihak yang membuat statement itu memiliki data akurat ia minta buktikan. “Kalau dia bilang itu kerjaannya TNI/Polri membuat kekacauan di Puncak Jaya suruh dia menghadap dengan saya, sekaligus membawa datanya agar kita dapat konfirmasi. Kalau datang tanpa disertai data akurat maka itu orang tak bertanggungjawab,” tuturnya.

Apakah hal ini justru dilakukan untuk memfitna institusi TNI/Polri, tambahnya, ia tak berhak memanggil pihak yang membuat statement tersebut, sebab ada jalur hukum yang harus ditempuh.

Pangdam mengatakan, ia datang ke Papua atas tugas dari Presiden dan Pangab TNI bukan untuk mengacaukan Papua, tapi justru untuk mensejahterakan dan menciptakan kedamaian bagi rakyat Papua. “Itu perintahnya dan tugas tugas pokok TNI nggak ada untuk menciptakan kekacauan,” bantahnya.

Sedangkan terkait, insiden penembakan terhadap warga sipil maupun TNI/Polri yang belum terungkap sejak 2004 hingga kini, Pangdam mengatakan, hal ini tak bisa tuntas. Pasalnya, orangnya juga liar kadang- kadang dimana nggak pernah dapat. “Pertanyaan saya ada nggak masyarakat yang melindungi pelbagai insiden penembakan yang dilakukan kelompok separatis bersenjata,” tukasnya.

Dikatakannya, untuk menyelesaikan masalah penembakan di Puncak Jaya, maka semua unsur masyarakat harus ikut menyelesaikannya. “Saya tegaskan sekali lagi TNI tak membuat kekacauan di Puncak Jaya,” tegasnya. “TNI ditugaskan di Puncak Jaya adalah untuk mengamankan masyarakat sehingga pemerintahannya bisa membangun dengan lebih baik serta masyarakatnya dapat hidup sejahtera.”

Pangdam menambahkan, tugas di Puncak Jaya adalah tugas tugas kepolisian. TNI hanya membantu polisi dalam rangka melaksanakan tugas kepolisian. Namun demikian, terkait sulitnya TNI/Polri mengungkap siapa pelaku dibelakang kekacauan dan aksi penembakan. Hal ini disebabkan medan dan geografis wilayah Puncak Jaya yang berbukit terjal menyulitkan TNI/Polri menangkap pelaku yang selama ini terus membuat kekacauan. “Kelompok separatis bersenjata punya kemampuan menguasai medannya lebih baik daripada TNI/Polri,” katanya.

Menurutnya, penyelesaian masalah di Puncak Jaya tak hanya cukup TNI/Polri tapi semua unsur masyarakat baik tokoh adat, tokoh agama, tokoh masyarakat serta tokoh apa saja yang ada di wilayah Puncak Jaya untuk ikut berkontribusi untuk menyelesaikan persoalan yang makin meresahkan masyarakat ini. “Jadi TNI/Polri itu harus juga dibantu seluruh unsur masyarakat agar penyelesaian masalah di Puncak Jaya bisa lebih cepat,” tuturnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Komnas Ham Papua, Matius Murib, menghimbau berbagai pihak terkait kait kasus Puncak Jaya. Antara lain, pertama, meminta Kapolda papua sebaiknya mempertimbangkan dampak kalau Pdt Duman Sokrates Sofan Yoman dipanggil paksa. Dua, berdebat di public tidak menyelesaikan soal. Tiga, lebih baik aparat hukum melakukan tindakan hukum terhadap pihak yang diduga bertanggungjawab. Empat, jaga Papua tanah damai dengan mendekatkan rasa keadilan warga Negara di Tanah papua. Dan Lima, warga diharapkan tetap tenang dan tidak mudah terporvokasi. ( mdc/don)